Perkembangan Nilai Tukar Petani Nusa Tenggara Barat

Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Oktober 2019 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 122,27 persen; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 79,75 persen; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 94,34 persen; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 135,90 persen dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 108,95 persen. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 117,79 persen dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 94,72 persen.  Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 115,27 persen yang berarti NTP bulan Oktober 2019 mengalami peningkatan 0,20 persen bila dibandingkan dengan bulan September 2019 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 115,04 persen.

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) bulan Oktober 2019 sebesar 122,36 persen atau naik 0,50 persen dibandingkan dengan bulan September 2019 sebesar 121,76 persen. Sebagian besar NTUP bernilai di atas 100 kecuali untuk subsektor hortikultura yang hanya sebesar 88,00 persen. NTUP sub sektor lainnya masing-masing sebagai berikut : Peternakan 145,60 persen; Tanaman Pangan 126,38 persen; Perikanan 120,03 persen; dan Tanaman Perkebunan Rakyat 102,13 persen.

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Oktober 2019, terdapat 21 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Aceh yaitu sebesar 1,22 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar (1,70) persen.

Pada bulan Oktober 2019, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,50 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pada semua kelompok.