Abstraksi
Penghitungan Nilai Tukar
Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Februari 2016
tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 105,83; Nilai Tukar
Petani Hortikultura (NTPH) 95,18; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat
(NTPR) 93,24; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 116,14 dan Nilai Tukar
Petani Perikanan (NTNP) 99,90. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci
menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat
105,61 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 90,68. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi
NTB sebesar 104,85 yang berarti NTP
bulan Februari 2016 mengalami penurunan 0,64 persen bila dibandingkan dengan
bulan Januari 2016 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 105,53.
Nilai Tukar Usaha Pertanian
Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani
dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan
Februari 2016 tercatat 111,79 yang berarti
mengalami penurunan 0,30 persen dibandingkan
bulan Januari 2015 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,13.
Dari 33 Provinsi yang
dilaporkan pada bulan Februari 2016, terdapat 13 provinsi yang mengalami
peningkatan NTP dan 20 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan
tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,21 persen, dimana indeks
harga yang diterima meningkat hingga 1,54 persen, sedangkan penurunan NTP
terbesar terjadi di Provinsi Jateng
yaitu sebesar 0,97 persen, dimana indeks yang diterima petani
menurun sebesar 0,99 persen.
Pada bulan Februari 2016,
terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar
0,61 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan indeks konsumsi
rumah tangga pada 5 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan (1,06 %), Kesehatan (0,57 %),
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,41 %), Sandang (0,34 %),
Perumahan (0,11 %). Sedangkan kelompok Transportasi & Komunikasi serta
kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga mengalami penurunan indeks masing-masing
sebesar 0,04 persen dan 0,09 persen.